Artikel ini menanggapi keberatan bahwa Al-Quran, dalam Surah At-Tariq, membuat kesalahan mengenai tempat diproduksinya air mani atau sperma.
Keberatan Umum
Sebuah keberatan yang umum diajukan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an berikut:
فَلۡيَنظُرِ ٱلۡإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ ٥ خُلِقَ مِن مَّآءٖ ٦ دَافِقٖ يَخۡرُجُ مِنۢ بَيۡنِ ٱلصُّلۡبِ ٧
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. Dia diciptakan dari cairan yang memancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.” (Q.S At-Thariq (86) : 5-7)
Keberatannya berbunyi: “Sains telah membuktikan bahwa air mani atau sperma tidak diproduksi di antara tulang punggung dan tulang rusuk; jadi, Al-Qur’an bertentangan dengan sains.”
Artikel ini berpendapat bahwa keberatan tersebut hanya akan meruntuhkan Al-Qur’an jika semua interpretasi yang valid bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang mapan. Yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan yang mapan adalah pengamatan empiris atau kesimpulan ilmiah yang sangat kecil kemungkinannya untuk berubah. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga interpretasi yang valid dari ayat ini yang tidak bertentangan dengan sains yang mapan.
Definisi Kata-kata Kunci dalam Bahasa Arab Klasik:
- Yakhruju (خ ر ج): Keluar, muncul, terbit.
- Al-Ṣulb (ص ل ب): Tulang sulbi atau tulang punggung. Bisa juga menjadi kiasan (kināyah) untuk laki-laki.
- Al-Tarāib (ت ر ب): Tulang selangka, dada bagian atas, atau tulang rusuk. Bisa juga menjadi kiasan untuk perempuan.
Tiga Interpretasi yang Valid:
Artikel ini membahas tiga pendapat utama dari para ulama klasik:
1. Ayat Merujuk pada Cairan Ejakulasi, Bukan Hanya Sperma
Versi keberatan ini salah tempat. Al-Qur’an tidak menggunakan kata Nuṭfat (نُّطْفَة) yang lebih dekat artinya dengan sperma, melainkan kata mā’a (مَآء) yang berarti cairan atau air. Jadi, keberatan ini tidak tepat sasaran.
Bahkan jika yang dimaksud adalah sperma, itu tetap tidak akan keliru. Istilah Al-Ṣulb juga berarti pinggang (loins). Testis terletak di antara pinggang dan tulang rusuk (Al-Tarāib). Pinggang adalah area di mana seseorang mengenakan pakaian dalamnya.
Faktanya, sekitar 70% cairan ejakulasi (yang mengandung sperma) berasal dari vesikula seminalis, yang sejajar dengan tulang punggung. Sekitar 20% dari prostat dan 5% dari kelenjar bulbourethral, yang semuanya berada di area pinggang. Semua kelenjar ini terletak di antara tulang punggung/pinggang dan tulang rusuk. Ini sejalan dengan pemahaman fisiologi manusia saat ini.

2. Ayat Merujuk pada Bayi yang Keluar dari Rahim Ibu
Pendapat kedua menyatakan bahwa ayat tersebut merujuk pada bayi yang keluar dari rahim ibu, yang terletak di antara tulang punggung dan tulang rusuk. Pandangan ini memiliki preseden klasik dan didukung oleh konteks tematik dari surah tersebut secara keseluruhan, yaitu tentang kebangkitan.
Profesor Muhammad Abdel-Haleem, seorang ahli studi Al-Qur’an, menerjemahkan ayat 5-7 sebagai berikut:
“Manusia harus merenungkan dari apa ia diciptakan. Dia diciptakan dari cairan yang memancar, kemudian dia keluar dari antara tulang punggung dan tulang dada.”
Menurutnya, entitas yang “keluar” adalah bayi yang lahir dari rahim ibunya. Ada beberapa alasan kuat untuk interpretasi ini:
- Penggunaan Kata Yakhruj: Dalam Al-Qur’an, kata ini sering digunakan untuk merujuk pada munculnya kehidupan, seperti tanaman dari tanah, bayi dari rahim, dan manusia dari kubur.
- Kesesuaian Tema: Gambaran kelahiran manusia sangat cocok dengan tema utama Surah At-Tariq, yaitu kebangkitan. Paralel antara kelahiran manusia (ayat 7) dan kebangkitan manusia (ayat 8: “Sungguh, Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya [hidup kembali]”) menjadi sangat selaras.
- Kaidah Tata Bahasa: Meskipun beberapa ulama terdahulu menafsirkan ayat ini merujuk pada air mani karena menerapkan kaidah tata bahasa Arab “kata ganti merujuk pada kata benda terdekat sebelumnya”, kaidah ini tidak bersifat universal dalam Al-Qur’an dan ada contoh-contoh di mana kaidah ini tidak berlaku.
3. Ayat Merujuk pada Hubungan Seksual Antara Pria dan Wanita
Pendapat ketiga adalah bahwa Al-Ṣulb (tulang sulbi) adalah indikator linguistik (kiasan) untuk pria, dan Al-Tarāib (tulang dada/rusuk) adalah indikator untuk wanita. Teolog klasik, Al-Mātūrīdi, mencatat bahwa beberapa ulama berpendapat demikian.
Dengan demikian, ayat tersebut dapat merujuk pada saat pria berejakulasi, yang secara harfiah terjadi di antara pria (yang diwakili oleh ṣulb) dan wanita (yang diwakili oleh tarāib) selama hubungan seksual. Pandangan ini sama sekali tidak bertentangan dengan sains.
Kesimpulan
Tidak ada dari tiga pendapat yang disebutkan dalam artikel ini yang bertentangan dengan sains atau mengandung kesalahan ilmiah. Keberatan tidak dapat menyanggah dengan menyatakan bahwa pendapat-pendapat ini adalah manuver linguistik putus asa untuk melindungi integritas intelektual Al-Qur’an. Ketiga pendapat ini memiliki preseden dalam literatur klasik Islam dan telah ada jauh sebelum era sains modern, sehingga bukan merupakan reaksi apologetik terhadap dugaan konflik antara wahyu dan kesimpulan ilmiah.
Sumber artikel berbahasa Inggris : https://www.sapienceinstitute.org/does-the-quran-make-a-mistake-on-where-semen-or-sperm-is-produced/?b=1753710230131&b=1753920725321