اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sesungguhnya, sebaik-baik bekal kita menghadap Allah adalah takwa.
Pada kesempatan Sholat Jum’at yang mulia ini, mari kira renungkan bersama, terutama bagi khotib pribadi dan untuk jama’ah sekalian. Seringkali kita merasa berat untuk melakukan kebaikan, berat untuk menjalankan perintah Allah, dan berat untuk menjauhi maksiat. Padahal, kita tahu betul bahwa itu semua adalah kewajiban kita. Apa gerangan yang menghalangi kita? Tak lain dan tak bukan, adalah dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Muthaffifin ayat 14:
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.”
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa dosa-dosa yang kita perbuat akan menjadi penutup (raan) bagi hati kita. Hati yang tertutup akan sulit menerima cahaya kebenaran, sulit merasakan nikmatnya ibadah, dan sulit tergerak untuk melakukan ketaatan. Ibarat cermin yang berdebu, semakin banyak debu menempel, semakin buram pantulannya. Begitu pula hati kita, semakin banyak dosa, semakin buram kemampuannya untuk melihat petunjuk Allah.
Jamaah Jumat yang berbahagia, Dosa yang menghalangi ketaatan bisa bermacam-macam bentuknya:
- Dosa Besar: Dosa-dosa besar seperti syirik, durhaka kepada orang tua, zina, membunuh, mencuri, dan sejenisnya, jelas akan memberikan dampak yang sangat buruk pada hati dan keimanan seseorang. Pelaku dosa besar akan cenderung jauh dari Allah dan sulit untuk kembali ke jalan ketaatan.
- Dosa Kecil yang Berkelanjutan: Jangan remehkan dosa-dosa kecil. Jika dosa kecil dilakukan terus-menerus tanpa penyesalan dan taubat, ia bisa menumpuk dan menjadi besar. Rasulullah ﷺ bersabda: “Jauhilah dosa-dosa kecil, sesungguhnya perumpamaan dosa kecil adalah seperti kaum yang singgah di sebuah lembah, kemudian salah seorang dari mereka datang dengan membawa sebatang ranting, kemudian datang yang lain dengan membawa sebatang ranting, hingga terkumpul banyak ranting dan mereka dapat memasak makanan mereka.” (HR. Ahmad). Begitu pula dengan dosa kecil, jika menumpuk, akan menjadi penghalang yang besar.
- Dosa Hati: Dosa-dosa hati seperti sombong, iri, dengki, ujub, riya, dan cinta dunia berlebihan, juga merupakan penghalang yang sangat kuat. Dosa-dosa ini seringkali tersembunyi namun dampaknya sangat merusak. Hati yang dipenuhi kesombongan tidak akan tunduk kepada perintah Allah. Hati yang dipenuhi cinta dunia akan mengutamakan dunia di atas akhirat.
Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi ﷺ bersabda:
“Jika seorang hamba berbuat dosa, maka akan ditorehkan satu titik hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, hatinya kembali bersih. Namun jika ia mengulangi dosanya, titik hitam itu akan bertambah hingga menutupi hatinya.”
Inilah yang disebut “raan” dalam ayat tadi. Hati yang tertutup dosa akan sulit untuk taat kepada Allah ﷻ.
Dampak dari dosa yang menghalangi taat sangatlah berbahaya:
- Hilangnya Kekhusyukan dalam Ibadah: Kita sering merasa berat shalat, tidak bisa khusyuk, membaca Al-Qur’an tidak terasa nikmat, atau berdzikir hanya di lisan saja. Ini adalah salah satu tanda hati yang tertutupi dosa.
- Malas Beramal Saleh: Rasa malas yang berlebihan untuk melakukan kebaikan, seperti malas bersedekah, malas menolong orang lain, atau malas mengikuti majelis ilmu.
- Sulit Menerima Nasihat: Hati yang tertutup dosa akan cenderung keras dan sulit menerima kebenaran, bahkan ketika nasihat itu datang dari orang terdekat sekalipun.
- Terjebak dalam Lingkaran Maksiat: Ketika hati sudah tertutup, seseorang akan mudah terjerumus ke dalam dosa yang sama berulang kali, atau bahkan melakukan dosa yang lebih besar, karena syetan semakin mudah menguasainya. Terhapusnya Keberkahan Hidup: Hidup terasa hambar, gelisah, dan tidak tenang, meskipun secara materi berkecukupan. Ini karena dosa dapat menghilangkan keberkahan dalam hidup.
Jamaah Jumat Rahimakumullah Lalu, bagaimana cara membersihkan hati dari noda-noda dosa ini?
- Taubat Nasuha: Segera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh (taubat nasuha). Menyesali perbuatan dosa, berjanji tidak akan mengulanginya lagi, dan jika terkait dengan hak manusia, segera minta maaf dan tunaikan hak tersebut.
- Memperbanyak Istighfar: Memohon ampun kepada Allah secara rutin. Rasulullah SAW sendiri, meskipun ma’sum, selalu beristighfar lebih dari 70 atau 100 kali dalam sehari.
- Memperbanyak Amal Saleh: Kebaikan akan menghapus keburukan. Shalat, membaca Al-Qur’an, sedekah, puasa, berdzikir, dan semua bentuk amal saleh adalah pembersih hati yang ampuh.
- Mengkaji Ilmu Agama: Dengan ilmu, kita akan lebih memahami mana yang hak dan mana yang batil, mana yang perintah dan mana yang larangan. Ilmu juga akan menumbuhkan rasa takut kepada Allah.
- Berkumpul dengan Orang-Orang Saleh: Lingkungan yang baik akan sangat membantu kita dalam menjaga ketaatan dan menjauhi dosa.
- Memperbanyak Doa: Memohon kepada Allah agar hati kita senantiasa dibersihkan dan diteguhkan dalam ketaatan agama. Apa do’a nya.
اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ اللَّهُمَّ يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ، صَرِّفْ قَلْبِي إِلَى طَاعَتِكَ
“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu. Ya Allah, Dzat yang mengarahkan hati, arahkanlah hatiku kepada ketaatan kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibn Mājah dan Muslim).
Jamaah jumat rahimakumullah
Oleh karena itu, kita semua harus waspada. Jangan biarkan dosa mengendap dalam diri kita. Segera taubat, perbanyak istighfar, dan jauhi lingkungan serta kebiasaan yang membawa pada maksiat.
بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khutbah Kedua
ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
Di akhir khutbah ini, marilah kita perbarui taubat kita, bersihkan hati dari noda maksiat, dan isi hari-hari kita dengan amal saleh. Ketaatan adalah cahaya bagi hati, sedangkan dosa adalah kegelapan yang menghalangi kita dari jalan Allah.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا، وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوبَنَا مِنَ الذُّنُوبِ، وَزَيِّنْهَا بِطَاعَتِكَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ، وَاجْعَلْ آخِرَ كَلَامِنَا فِي الدُّنْيَا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
عبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِالعَدلِ وَالإِحسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُربَى، وَيَنهَى عَنِ الفَحشَاءِ وَالمُنكَرِ وَالبَغيِ، يَعِظُكُم لَعَلَّكُم تَذَكَّرُونَ.
أَقِمِ الصَّلَاةَ، يَرْحَمْكُمُ اللهُ.